Pengobatan Penyakit Jantung Bawaan ( PJB ) Tanpa Operasi Pada Bayi, Anak & Dewasa Penjelasan Singkat Mengenai Penyakit Jantun...

Pengobatan Penyakit Jantung Bawaan ( PJB ) Tanpa Operasi Pada Bayi, Anak & Dewasa

Pengobatan Penyakit Jantung Bawaan ( PJB ) Tanpa Operasi Pada Bayi, Anak & Dewasa

Pengobatan Penyakit Jantung Bawaan ( PJB ) Tanpa Operasi Pada Bayi, Anak & Dewasa

8 10 99

Pengobatan Penyakit Jantung Bawaan ( PJB ) Tanpa Operasi Pada Bayi, Anak & Dewasa

Penjelasan Singkat Mengenai Penyakit Jantung Bawaan ( PJB )

Penyakit jantung bawaan ( PJB ) adalah salah satu kelainan pada organ jantung pada bayi atau anak sejak dikandungnya, penyakit jantung bawaan ( PJB ) kerap sekali tidak dapat didiagnosa sebelum kelahiran.
Penyebab Penyakit Jantung Bawaan ( PJB ) serta Pengobatannya
Jantung merupakan salah satu organ paling vital dalam menunjang hidup manusia. Sebab jantung yang tidak bekerja berarti kematian pada yang bersangkutan.

Selain karena faktor gaya hidup, sakit jantung bisa muncul karena penyakit jantung bawaan (PJB). PJB adalah kelainan struktur dan fungsi jantung sejak bayi dilahirkan. Kelainan penyakit jantung bawaan (PJB) terjadi pada saat janin berkembang dalam kandungan. Penyakit jantung bawaan (PJB) paling banyak ditemukan adalah kelainan pada septum bilik jantung atau dikenal dengan sebutan ventricular septal defect (VSD) dan diikuti oleh kelainan pada septum serambi jantung atau lebih dikenal dengan nama Atrial Septal Defect (ASD).

Setiap jenis penyakit jantung bawaan (PJB) memiliki penanganan berbeda satu sama lain, bergantung pada klasifikasi (sianotik atau non sianotik), kelainan struktur, dan keparahan defek jantung. Dampak kematian dan morbiditas yang menganggu maka perlu memahami lebih jauh mengenai tanda-tanda penyakit penyakit jantung bawaan (PJB), sehingga dapat melakukan deteksi dini terhadap penyakit jantung bawaan (PJB) pada anak-anak.

Menurut Children Heart Foundation, pada setiap tahun sebanyak 1.000.000 bayi di seluruh dunia lahir dengan penyakit jantung bawaan (PJB). Sekitar 100.000 diantaranya tidak akan dapat melewati tahun pertama kehidupannya, dan ribuan bayi lainnya akan meninggal sebelum mencapai usia dewasa. Keadaan ini seringkali tidak disadari oleh masyarakat awam, sehingga angka kematian anak-anak akibat penyakit jantung bawaan (PJB) ini terus meningkat.

Prevalensi penyakit jantung bawaan (PJB) di Indonesia sekitar 8-10 dari 1.000 kelahiran hidup, dengan sepertiga di antaranya bermanifestasi dalam kondisi kritis pada tahun pertama kehidupan dan 50% dari kegawatan pada bulan pertama kehidupan berakhir dengan kematian. Di Indonesia, dengan populasi 200 juta penduduk dan angka kelahiran hidup 2%, diperkirakan terdapat sekitar 30.000 penderita penyakit jantung bawaan (PJB).

Secara umum terdapat 2 kelompok besar penyakit jantung bawaan (PJB) yaitu PJB sianotik dan PJB asianotik.

  1. Penyakit jantung bawaan ( PJB ) sianotik biasanya memiliki kelainan struktur jantung lebih kompleks dan hanya dapat ditangani dengan tindakan bedah. Sementara,
  2. Penyakit jantung bawaan ( PJB ) asianotik umumnya memiliki lesi (kelainan) sederhana dan tunggal, namun tetap saja lebih dari 90% di antaranya memerlukan tindakan bedah jantung terbuka untuk pengobatannya.


Pada penyakit jantung bawaan (PJB) sianotik, bayi baru lahir terlihat biru oleh karena terjadi percampuran darah bersih dan darah kotor melalui kelainan pada struktur jantung. Pada kondisi ini jaringan tubuh bayi tidak mendapatkan cukup oksigen, sehingga harus ditangani secara cepat. Sebaliknya pada penyakit jantung bawaan (PJB) asianotik tidak ada gejala nyata sehingga seringkali tidak disadari dan tidak terdiagnosa baik oleh dokter maupun oleh orang tua. Gejala yang timbul awalnya berupa lelah menyusui atau menyusui sebentar-sebentar dan gejala selanjutnya berupa keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan.

Beberapa jenis penyakit jantung bawaan ( PJB ) anatara lain :

PDA (Persisten Duktus Arteriosus Persisten)
Duktus arteriosus adalah pembuluh darah yang menghubungkan arteria pulmonalis dengan bagian aorta distal dari arteria subklavia, yang akan mengalami perubahan setelah bayi lahir, yaitu : "Normal postnatal patency" : Secara fungsional, duktus arteriosus masih terbuka karena hipoksia atau pada bayi kurang bulan, dan akan menutup sendiri bila keadaan yang mendasari telah membaik. "Delayed, non surgical closure" : Duktus arteriosus akan menutup baik fungsional maupun anatomis, tetapi hal ini terjadi lebih lambat walaupun keadaan-keadaan mendasari telah membaik. Penutupan ini terjadi karena secara normal menutup sendiri, atau secara abnormal yaitu karena infeksi atau trombosis pada duktus arteriosus tersebut. "Persistent patency of the ductus" (PDA) : Duktus arteriosus tetap terbuka secara anatomis sampai dewasa. Tindakan pembedahan dilakukan secara elektif (sebelum masuk sekolah). Tindakan pembedahan dilakukan lebih dini bila terjadi : Gangguan pertumbuhan, Infeksi saluran pernafasan bagian bawah berulang, Pembesaran jantung/payah jantung dan Endokarditis bakterial 6 bulan setelah sembuh

ASD (Atrial Septal Defect) / Sekat Serambi jantung Berlubang
Atrial Septal Defect (ASD) adalah salah satu jenis penyakit jantung bawaan yg ditandai terdapatnya lubang di antara dua serambi jantung atau terdapat hubungan antara atrium kanan dengan atrium kiri tidak ditutup oleh katup. ASD adalah adanya lubang atau defek pada sekat yang memisahkan atrium kiri dan kanan. Lubang ini menimbulkan masalah yang sama dengan VSD, yaitu mengalirkan darah kaya oksigen kembali ke paru-paru. ASD terjadi pada 5-7% kasus dan lebih banyak terjadi pada bayi perempuan dibandingkan bayi laki-laki.

VSD (Ventracular Septal Defect)/ Sekat Bilik jantung Berlubang
VSD adalah kelainan jantung berupa lubang pada sekat antarbilik jantung menyebabkan kebocoran aliran darah pada bilik kiri dan kanan jantung. Kebocoran ini membuat sebagian darah kaya oksigen kembali ke paru-paru sehingga menghalangi darah rendah oksigen memasuki paru-paru. Bila lubangnya kecil, VSD tidak memberikan masalah berarti. Bila besar, bayi dapat mengalami gagal jantung. VSD adalah kelainan penyakit jantung bawaan (PJB) paling sering terjadi (30% kasus). Gejala utama dari kelainan ini adalah kesulitan menyusui dan gangguan pertumbuhan, nafas pendek dan mudah lelah. Bayi dengan VSD besar cepat tidur setelah kurang menyusui, bangun sebentar karena lapar, mencoba menyusu lagi tetapi cepat kelelahan, tertidur lagi, dan seterusnya.

TF (Tetralogi Fallot)
TOF adalah komplikasi kelainan jantung bawaan khas, dan melibatkan empat kondisi: Sekat bilik jantung berlubang (VSD), penyempitan katup paru (PS), bilik kanan jantung membesar (hipertrofi) dan akar aorta tepat berada di atas lubang VSD. Pada penyakit ini yang memegang peranan penting adalah defek septum ventrikel dan stenosis pulmonalis, dengan syarat defek pada ventrikel paling sedikit sama besar dengan lubang aorta. Lubang VSD biasanya besar dan darah mengalir dari bilik kanan melalui lubang ini menuju bilik kiri. Hal ini terjadi karena adanya hambatan pada katup paru. Setelah masuk ke bilik kiri, darah yang rendah oksigen itu dipompa ke aorta dan mengalir ke seluruh tubuh. Itulah sebabnya bayi penderita TOF memiliki kulit yang membiru karena kekurangan oksigen.

PS (Pulmonary Stenosis) / Penyempitan Katup Paru
PS adalah penyempitan katup paru yang berfungsi mengatur aliran darah rendah oksigen dari bilik kanan jantung ke paru-paru. Dengan penyempitan ini, bilik kanan harus bekerja keras memompa darah sehingga makin lama makin membesar (hipertrofi). PS terjadi pada 10% kasus. Banyak penderita yang baru terdiagnosis setelah dewasa. Bila demikian, dampaknya mungkin sudah sangat merusak berupa penyakit paru, risiko stroke tinggi dan usia harapan hidup yang rendah.

Penyebab Penyakit Jantung Bawaan ( PJB )

Kebanyakan ahli menduga timbulnya penyakit jantung bawaan (PJB) pada bayi-bayi baru lahir disebabkan oleh gabungan beberapa faktor, diantaranya adalah infeksi virus TORCH pada saat kehamilan, penyakit gula pada saat kehamilan, kebiasaan merokok, konsumsi obat tertentu seperti asam retinoat untuk pengobatan jerawat, alkohol, dan faktor genetik atau keturunan.

Infeksi TORCH (toksoplasma, rubela, cytomegalovirus/CMV dan herpes simplex) adalah sekelompok infeksi yang dapat ditularkan dari wanita hamil kepada bayinya. Ibu hamil yang terinfeksi TORCH berisiko tinggi menularkan kepada janinnya bisa menyebabkan cacat bawaan atau penyakit jantung bawaan (PJB). Dugaan terhadap infeksi TORCH baru bisa dibuktikan dengan melakukan pemeriksaan darah atau skrining. Jika hasilnya positif, atau terdapat infeksi aktif, selanjutjnya disarankan pemeriksaan diagnostik berupa pengambilan sedikit cairan ketuban untuk diperiksa di laboratorium

Penyebab kelainan penyakit jantung bawaan (PJB) sebagian besar (90%) tidak diketahui. Faktor lingkungan seperti: ibu merokok, minum obat di luar resep dokter, infeksi waktu hamil dikatakan memegang peranan 3%. Sisanya 7% karena turunan. Karena penyebabnya sebagian besar belum diketahui dan faktor turunan hanya 7%, kemungkinan untuk melahirkan anak dengan kelainan penyakit jantung bawaan (PJB) relatif kecil.

Faktor keturunan dapat dilihat apabila saudara kandung atau orang tua dari bayi yang menderita penyakit jantung bawaan (PJB) juga memiliki kelainan sama. Riset menunjukkan bahwa orang tua yang memiliki kelainan jantung lebih berisiko memiliki anak berkelainan jantung pula. Kelainan juga dapat disebabkan gangguan perkembangan jantung pada janin karena infeksi seperti rubella dan toksoplasma, obat-obatan, alkohol dan zat-zat beracun yang dikonsumsi ibunya. Kelainan gen seperti sindrom Down dan Turner juga berkorelasi dengan kelainan jantung bawaan.

Gejala Penyakit Jantung Bawaan ( PJB )

Berdasarkan gejala atau ciri fisiknya, penyakit jantung bawaan (PJB) dapat dibedakan menjadi 2, yaitu :
  1. Penyakit jantung bawaan biru, ciri fisik ini dapat jelas terlihat ketika bayi terlihat berwarna biru dengan gejala-gejala seperti saat menangis (bibir, kuku, dan lidah menjadi biru). Wajah bayi tampak pucat dan biru, ujung kaki dan tangan juga kuku terlihat kebiruan akibat kurangnya aliran darah.
  2. Penyakit jantung bawaan tanpa biru, ada juga bayi yang mengalami penyakit jantung bawan tetapi tidak memiliki ciri-ciri bayi berwarna kebiru-biruan.

Gejala-gejala lainnya antara lain, sulit bernapas, nafsu makan rendah, bayi sering tersedak atau terbatuk saat menyusu, berkeringat berlebih saat makan atau minum susu, pertumbuhan dan perkembangan terhambat, berat badan sulit meningkat atau cenderung menurun, terlambat berjalan, aktivitas anak berkurang, anak terlihat lemah, dan anak sering mengalami demam yang tidak diketahui penyebabnya.

Pengobatan Penyakit Jantung Bawaan ( PJB )

Pengobatan untuk penyakit jantung bawaan ( PJB ) memang dokter biasanya akan menyarankan untuk operasi, namun sebenarnya tindakan operasi tergantung dari jenis penyakit jantung bawaan tersebut. Di saat sekarang pengobatan penyakit jantung bawaan tidak selamanya harus di operasi ada beberapa jenis penyakit jantung bawaan yg bisa diobati tanpa tindakan operasi.

Menurut dokter Mulyadi M. Djer, Sp.A(K) dari RSCM Jakarta, ada beberapa penyakit jantung bawaan yang dapat diobati tanpa bedah. Yang paling umum adalah PDA (patent ductus arteriosus), yaitu pembuluh darah yang menghubungkan antara aorta dengan pembuluh paru-paru.

Untuk pengobatan penyakit jantung bawaan tergantung dari diri Anda jika memang ingin di operasi silahkan atau tidak ingin di operasi silahkan juga, yang penting anak Anda / penderita penyakit jantung bawaan segera mendapat pengobatan dan jangan dibiarkan karena jika penyakit jantung bawaan dibiarkan apalagi pada anak-anak, bisa menyebabkan berbagai hal yg tidak diinginkan karena penyakit ini berhubungan dengan jantung ( jatung adalah organ paling vital ).

0 comments: